Jumat, 22 Januari 2016

ARSITEKTUR BIOKLIMATIK

Apa itu bioklimatik ? Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur dengan lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Tujuan dari arsitektur bioklimatik adalah untuk menciptakan suatu lingkungan dan bangunan yang dirancang untuk sepenuhnya menutupi kebutuhan energi mereka tanpa menyebabkan kerusakan lingkungan. Suatu pendekatan bioklimtaik akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur terhadap sumber – sumber energi yang tidak dapat diperbarui. Arsitektur bioklimatik lebih berfokus pada iklim ( atau penghematan terhadap iklim ) sebagai konteks pembakit tenaga utama, dan dengan tidak membahayakan lingkungan sekitar menggunakan energy minimal sebagai targetnya sendiri.



Inti dan Tujuan dari Arsitektur Bioklimatik, yaitu:
  • Rancangan Bioklimatik merupakan rancangan didasarkan pada respon terhadap siklus dan iklim setempat. 
  • Perancangan dengan menggunakan konteks bioklimatik mempunyai ketergantungan terhadap kondisi unik dari alam sekitarnya. Dengan memahami karakteristik alam lingkungannya, hasil rancangan merupakan sistem yang dipersiapkan untuk beradaptasi secara maksimal terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam alam lingkungannya. 
  • Kondisi-kondisi spesifik dari iklim lingkungannya akan menggambarkan faktor-faktor kritis yang harus ditangani dalam rancangan bangunan tersebut. 
  • Tempat hunian mempunyai tingkat kebutuhan terhadap kenyamanan yang cukup tinggi. Terutama dalam kenyamanan fisik.
Contoh penerapan arsitektur bioklimatik : Salah satu aplikasi bangunan yang diharapkan sesuai dengan lingkungan dengan iklim tropis adalah Menara Mesiniaga Malaysia.

Menara Mesiniaga dengan konsep arsitektur bioklimatik
Bangunan ini memanfaatkan energi matahari sehingga hemat pada beberapa komponen bangunan. Iklim tropis memiliki cahaya matahari yang menerangi sepanjang 12 jam. Bangunan ini menggunakan beberapa teknik untuk mengatur seberapa banyak pancahayaan yang masuk dengan penggunaaan sun shading.

Selain itu, diterapkan juga pengolahan landscape berupa taman berbentuk spiral yang melilit dari bawah sampai atas bangunan. Landscape vertikal ini berfungsi sebagai pendingin evaporatif supaya terjadi kenyamanan termal (lingkungan di sekitar bangunan menjadi tidak terlalu panas).


Pengaplikasian vegetasi pada strategi landscape ini selain menyediakan pembayangan terhadap area-area bagian dalam dan dinding bagian diluar, juga akan meminimalkan pemantulan panas dan sinar matahari. Hal ini dapat meningkatkan iklim mikro pada bangunan dan dapat menyerap polusi karbondioksida dan monoksida pada bangunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar