Jumat, 30 Maret 2018

KONSERVASI GEDUNG ARSIP NASIONAL


     Gedung Arsip Nasional tahun 2013

Nama Bangunan Baru: Gedung Arsip Nasional
Alamat                          Jalan Gajah Mada no. 111
Gaya arsitektur           : Nederlandse stijl

SEJARAH
Hingga tahun 1925, gedung ini dipakai departemen Pertambangan pemerintah kolonial Hindia Belanda. Kemudian, tempat tersebut dijadikan Lands archief ("arsip negeri"), yang setelah Indonesia menjadi gedung arsip nasional. Tahun 1974, arsip nasional dipindahkan ke gedung baru di Jalan Ampera, Jakarta Selatan.
Setelah pemindahan selesai tahun 1979, gedung ini tidak digunakan sama sekali dan kondisinya semakin memburuk menjelang tahun 1990-an. Tahun sama, ada kabar angin bahwa gedung lama akan dibongkar keluarga mantan presiden Soeharto untuk membangun pertokoan, seperti pada tahun 1900. Gedung ini diselamatkan sekelompok usahawan Belanda yang mendirikan Stichting Cadeau Indonesia ("yayasan hadiah Indonesia") yang ingin memberikannya sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-50. Yayasan tersebut mengumpulkan dana untuk memugarnya dan menjadikannya sebuah museum.

  
  
Gedung Arsip Nasional tahun 2013

Pemugaran rampung awal tahun 1998. Tanggal 13 Mei terjadi kerusuhan di Jakarta. Bank yang letaknya di sebelah dibakar, dan Gedung Arsip memperbolehkan karyawan bank berlindung di dalamanya. Para perusuh mengejar mereka ke dalam, tetapi diusir para buruh yang masih ada di tempat dan tidak ingin hasil pekerjaan mereka dihancurkan.
konservasi gedung arsip yang dulunya adalah milik pejabat VOC, dianggap sebagai karya monumental. Dan dunia internasional, akhirnya mengakui upaya konservasi terhadap gedung itu. Ini terbukti setelah badan PBB UNESCO memberikan penghargaan atas jerih payah Han Awal dan timnya.
Gedung ini adalah bekas kediaman gubernur jenderal VOC Reinier de Klerk dan dibangun pada abad ke-18. Tahun 1900, ada rencana untuk membongkarnya dan membangun pertokoan di tempatnya. Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen ("perhimpunan Batavia untuk seni dan ilmu"), yang justru didirikan de Klerk, turun tangan untuk menyelamatkannya. Antara lain, Genootschap menghibahkan mebel yang masih terlihat di gedung itu.

Proses Konservasi
Arsitek Konservasi : Han Awal & Partners, Budi Lim Architect, & Cor Passchier.
        
Gedung Before gedung Landsarchief pada tahun 1920-an

                 
Gedung After gedung Landsarchief pada tahun 2013

Gedung Gajah Mada ini adalah tempat menyimpan arsip-arsip pada zaman Hindia Belanda. Tapi ketika itu tempat ini mempunyai permasalahan yaitu tempat bangunan gedung arsip ini lebih rendah dari jalan raya. Sehingga ketika hujan dan banjir tempat ini menjadi kurang representative sebagai gedung arsip. Oleh karena itu yayasan mempunyai ide untuk merenovasi gedung tersebut agar dapat berfungsi lebih baik.
Bangunan ini di sekarang di fungsikan sebagai pameran kearsipan Indonesia sebagai sarana pembelajaran dan pengetahuan masyarakat akan sejarah khususnya pada masalah kearsipan.
Desain yang di angkat pun masih menggunakan prinsip prinsip desain zaman Hindia Belanda seperti penggunaan jendela-jendela yang berjumlah banyak, penggunaan atap perisai dan lain-lain.