Gedung Arsip Nasional tahun 2013
Nama
Bangunan Baru: Gedung Arsip Nasional
Alamat : Jalan Gajah Mada no. 111
Gaya
arsitektur : Nederlandse stijl
SEJARAH
Hingga
tahun 1925, gedung ini dipakai departemen Pertambangan pemerintah
kolonial Hindia Belanda. Kemudian, tempat tersebut dijadikan Lands
archief ("arsip negeri"), yang setelah Indonesia menjadi gedung
arsip nasional. Tahun 1974, arsip nasional dipindahkan ke gedung baru di
Jalan Ampera, Jakarta Selatan.
Setelah
pemindahan selesai tahun 1979, gedung ini tidak digunakan sama sekali dan
kondisinya semakin memburuk menjelang tahun 1990-an. Tahun sama, ada kabar
angin bahwa gedung lama akan dibongkar keluarga mantan
presiden Soeharto untuk membangun pertokoan, seperti pada tahun 1900.
Gedung ini diselamatkan sekelompok usahawan Belanda yang mendirikan Stichting
Cadeau Indonesia ("yayasan hadiah Indonesia") yang ingin
memberikannya sebagai hadiah ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-50.
Yayasan tersebut mengumpulkan dana untuk memugarnya dan menjadikannya sebuah
museum.
Gedung
Arsip Nasional tahun 2013
Pemugaran
rampung awal tahun 1998. Tanggal 13 Mei terjadi kerusuhan di
Jakarta. Bank yang letaknya di sebelah dibakar, dan Gedung Arsip memperbolehkan
karyawan bank berlindung di dalamanya. Para perusuh mengejar mereka ke dalam,
tetapi diusir para buruh yang masih ada di tempat dan tidak ingin hasil
pekerjaan mereka dihancurkan.
konservasi
gedung arsip yang dulunya adalah milik pejabat VOC, dianggap sebagai karya
monumental. Dan dunia internasional, akhirnya mengakui upaya konservasi terhadap
gedung itu. Ini terbukti setelah badan PBB UNESCO memberikan penghargaan atas
jerih payah Han Awal dan timnya.
Gedung
ini adalah bekas kediaman gubernur jenderal VOC Reinier de Klerk dan
dibangun pada abad ke-18. Tahun 1900, ada rencana untuk membongkarnya dan
membangun pertokoan di tempatnya. Bataviaasch Genootschap van Kunsten en
Wetenschappen ("perhimpunan Batavia untuk seni dan ilmu"), yang
justru didirikan de Klerk, turun tangan untuk menyelamatkannya. Antara
lain, Genootschap menghibahkan mebel yang masih terlihat di gedung
itu.
Proses
Konservasi
Arsitek
Konservasi : Han Awal & Partners, Budi Lim Architect, & Cor Passchier.
Gedung
Before gedung Landsarchief pada tahun 1920-an
Gedung
After gedung Landsarchief pada tahun 2013
Gedung
Gajah Mada ini adalah tempat menyimpan arsip-arsip pada zaman Hindia Belanda.
Tapi ketika itu tempat ini mempunyai permasalahan yaitu tempat bangunan gedung
arsip ini lebih rendah dari jalan raya. Sehingga ketika hujan dan banjir tempat
ini menjadi kurang representative sebagai gedung arsip. Oleh karena itu yayasan
mempunyai ide untuk merenovasi gedung tersebut agar dapat berfungsi lebih baik.
Bangunan
ini di sekarang di fungsikan sebagai pameran kearsipan Indonesia sebagai sarana
pembelajaran dan pengetahuan masyarakat akan sejarah khususnya pada masalah
kearsipan.
Desain
yang di angkat pun masih menggunakan prinsip prinsip desain zaman Hindia
Belanda seperti penggunaan jendela-jendela yang berjumlah banyak, penggunaan
atap perisai dan lain-lain.